Jasa Marga: Menguak Penurunan Laba

Cepatkaya.biz.id Selamat datang semoga kalian mendapatkan manfaat. Detik Ini aku ingin berbagi insight tentang Jasa Marga, Penurunan Laba, Analisis Keuangan, Infrastruktur Transportasi, Ekonomi Bisnis yang menarik. Artikel Yang Menjelaskan Jasa Marga, Penurunan Laba, Analisis Keuangan, Infrastruktur Transportasi, Ekonomi Bisnis Jasa Marga Menguak Penurunan Laba Jangan lewatkan informasi penting

1.1. 33,24%
2.1. PT Jasamarga Semarang Batang (JSB)
3.1. PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN)
4.1. PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK)
5.1. 20,32%

Pada tahun 2024, PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengalami penurunan laba bersih sebesar 33,24%, mencapai Rp 4,53 triliun, dibandingkan dengan Rp 6,79 triliun di tahun sebelumnya. Penjelasan mengenai penurunan ini disampaikan oleh Lisye Octaviana, Kepala Komunikasi Korporat dan Pengembangan Komunitas. Ia menegaskan bahwa penurunan ini bukan disebabkan oleh kinerja yang buruk, melainkan oleh perlakuan akuntansi terkait laba non-cash dari tahun lalu.

Lisye menjelaskan bahwa kinerja Jasa Marga secara keseluruhan tetap stabil dan positif. Ia menyebutkan bahwa di tahun 2023, perusahaan melakukan konsolidasi kembali yang berkontribusi pada laporan keuangan saat ini. Ada satu aspek yang terlihat turun, yaitu karena perlakuan akuntansi, ujar Lisye dalam acara Media Gathering Kesiapan Lebaran 2025 yang berlangsung pada 17 Maret 2025 di Kantor Kementerian PU, Jakarta.

Secara spesifik, beberapa anak usaha Jasa Marga, seperti PT Jasamarga Semarang Batang (JSB), PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), dan PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK), dikonsolidasikan melalui akuisisi saham yang dilakukan pada bulan Juli 2023. Dengan penyesuaian ini, laba non-cash yang sebelumnya tercatat sudah tidak ada lagi pada tahun 2024.

Berdasarkan laporan keuangan untuk tahun 2024, meskipun laba bersih menunjukkan penurunan, Jasa Marga mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 20,32% year-on-year (YoY), yang mencapai Rp 18,73 triliun. Pendapatan ini didorong oleh kontribusi signifikan dari pendapatan tol yang mencapai Rp 17,19 triliun, serta pendapatan usaha lainnya yang sebesar Rp 1,54 triliun.