• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Kesunyian Kok Kwitang di Balik Buku Murah

img

Cepatkaya.biz.id Semoga senyummu selalu menghiasi hari hari dan tetap mencari ilmu. Di Tulisan Ini aku ingin berbagi informasi menarik mengenai Kesunyian, Kwitang, Buku Murah, Budaya Baca, Kota Jakarta. Informasi Lengkap Tentang Kesunyian, Kwitang, Buku Murah, Budaya Baca, Kota Jakarta Kesunyian Kok Kwitang di Balik Buku Murah Pastikan Anda menyimak hingga bagian penutup.

    Table of Contents

Di kawasan Kwitang, seorang penjual buku berusia 55 tahun bernama Subhil mengungkapkan bahwa suasana sepi pengunjung di area tersebut sudah terjadi sejak tahun 2015. Hal ini bertepatan dengan meningkatnya penggunaan platform e-Commerce atau toko online, yang membuat banyak pencinta buku beralih ke cara yang lebih praktis dalam berbelanja. Sejak saat itu, jumlah pengunjung yang datang ke tempat yang dulu dikenal sebagai surganya para pecinta buku ini semakin menurun.

Kawasan Senen dan Kwitang yang sebelumnya ramai kini seakan kehilangan daya tariknya. Para pedagang lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan duduk dan menatap layar handphone, sementara koleksi buku yang tersedia tetap beragam dan menarik. Seiring perkembangan waktu, transportasi umum seperti bus juga semakin teratur dan hanya berhenti di halte-halte tertentu. Ini berbeda dari masa kejayaan pasar buku Kwitang di tahun 1990 hingga 2000-an, saat bus-bus seperti PPD dan Metromini berhenti di mana saja, menjadikan kawasan tersebut ramai dengan aktivitas penumpang.

“Ya, sejak era smartphone dimulai, pengunjung semakin berkurang. Tahun 2015-an, orang lebih suka berbelanja online,” kata Subhil saat diwawancarai oleh detikcom di lokasi. Banyak orang kini menggunakan layanan e-Commerce, media sosial seperti Facebook, dan bahkan aplikasi pesan seperti WhatsApp untuk berkomunikasi dengan langganan mereka.

Hal serupa juga disampaikan oleh Samosir, seorang pedagang buku di Terminal Senen yang berusia 52 tahun. Menurutnya, kondisi sepi ini sudah berlangsung cukup lama, dan bahkan terkadang toko bukunya seharian tidak kedatangan pengunjung. Dalam keadaan seperti itu, Samosir hanya bisa menunggu di depan toko, berbincang dengan sesama pedagang atau sekadar bermain handphone untuk mengisi waktu.

Begitulah uraian mendalam mengenai kesunyian kok kwitang di balik buku murah dalam kesunyian, kwitang, buku murah, budaya baca, kota jakarta yang saya bagikan Terima kasih atas dedikasi Anda dalam membaca tetap optimis menghadapi rintangan dan jaga kesehatan lingkungan. Bagikan kepada sahabat agar mereka juga tahu. lihat juga konten lainnya di bawah ini.

© Copyright 2024 - Penghasil Uang Online
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads