• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Krisis Pedagang Kranji: Omzet Hancur dan PHK Massal

img

Cepatkaya.biz.id Assalamualaikum semoga selalu dalam kasih sayang-Nya. Di Sini aku ingin berbagi informasi menarik mengenai Ekonomi, Bisnis, Tenaga Kerja, Dampak Sosial. Catatan Informatif Tentang Ekonomi, Bisnis, Tenaga Kerja, Dampak Sosial Krisis Pedagang Kranji Omzet Hancur dan PHK Massal Jangan lewatkan bagian apapun keep reading sampai habis.

Dalam beberapa tahun terakhir, Pertokoan Kranji di Bekasi mengalami perubahan yang signifikan. Pada masa lalu, pusat perbelanjaan ini dipenuhi dengan pengunjung yang ramai. Namun, saat pandemi Covid-19 melanda, situasi tersebut berubah drastis. Sekarang, banyak pedagang yang menyaksikan toko mereka semakin sepi dan kehilangan pelanggan.

Menurut Edi, seorang pedagang pakaian berusia 56 tahun, pengalaman berjualan yang dulu penuh dengan hiruk-pikuk kini terasa sangat berbeda. Ia mengungkapkan bahwa keadaan ini mulai terjadi seiring dengan maraknya platform e-commerce, yang membuat banyak orang lebih memilih berbelanja online. Hal ini tentu saja berdampak besar bagi penjual lokal yang bergantung pada pengunjung untuk mendapatkan penghasilan.

Situasi di Pertokoan Kranji semakin memperparah ketika banyak pelaku usaha terpaksa menutup toko mereka. Edi sendiri harus menutup salah satu dari dua tokonya akibat minimnya pengunjung. Dalam sehari, ia menghabiskan lebih banyak waktu duduk dan menatap layar smartphone untuk mengisi kebosanan dibanding melayani pembeli.

Hal serupa juga dialami oleh Julia, seorang pedagang perabot rumah tangga berusia 68 tahun. Ia melaporkan bahwa dalam sehari saja, bisa jadi ia tidak mendapatkan pelanggan sama sekali. Untuk tetap bertahan, Julia terpaksa mengurangi jumlah karyawan dari tujuh menjadi tiga. “Mau tidak mau, kami harus terus berusaha meskipun dalam keadaan sepi,” ujarnya.

Keberuntungan masih menghampiri beberapa pedagang, termasuk Julia, yang mulai beradaptasi dengan berjualan secara online. Meskipun keuntungan dari penjualan tidak sebanding dengan pengeluaran, setidaknya mereka bisa terus melanjutkan usaha dan berharap situasi akan membaik di masa depan.

Terima kasih telah membaca seluruh konten tentang krisis pedagang kranji omzet hancur dan phk massal dalam ekonomi, bisnis, tenaga kerja, dampak sosial ini Terima kasih telah mempercayakan kami sebagai sumber informasi cari inspirasi baru dan perhatikan pola makan sehat. silakan share ini. Terima kasih

© Copyright 2024 - Penghasil Uang Online
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads