Nikel Indonesia: Magnet Perhatian Global!

Cepatkaya.biz.id Selamat beraktivitas semoga penuh keberhasilan., Disini aku ingin membagikan informasi penting tentang Ekonomi, Sumber Daya Alam, Pertambangan, Industri, Globalisasi. Catatan Informatif Tentang Ekonomi, Sumber Daya Alam, Pertambangan, Industri, Globalisasi Nikel Indonesia Magnet Perhatian Global Yok ikuti terus sampai akhir untuk informasi lengkapnya.

Arif menyampaikan bahwa saat ini para pelaku hilirisasi nikel di Indonesia sedang giat berusaha untuk memenuhi berbagai persyaratan ketat yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia. Selain itu, mereka juga berupaya untuk meningkatkan standar operasional yang sesuai dengan ketentuan internasional. Menurut Arif, kampanye negatif, termasuk isu pencemaran lingkungan terkait dengan program hilirisasi, dapat dianggap sebagai bagian dari persaingan dagang global.

Di sisi lain, Hikmahanto Juwana, Guru Besar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia, menekankan bahwa dengan sumber daya mineral yang melimpah serta program hilirisasi yang berjalan, posisi Indonesia saat ini dihadapkan pada risiko tinggi akibat tekanan dari berbagai pihak di tingkat global. Bahlil, Menteri ESDM, mengungkapkan bahwa berkat hilirisasi nikel, pendapatan negara mengalami lonjakan drastis, dari US$ 3,3 miliar pada periode 2017-2018 menjadi estimasi mencapai US$ 34 miliar pada tahun 2024.

Bahlil merasa bahwa negara-negara lain sebaiknya tidak hanya melihat sisi negatif dari hilirisasi nikel yang sedang berlangsung di Indonesia, tetapi juga menghargai kontribusi positif yang dihasilkan, baik untuk Indonesia maupun untuk dunia. Beberapa pelaku industri hilirisasi telah mulai menjalani proses sertifikasi dengan lembaga internasional terpercaya seperti IRMA (Initiatives for Responsible Mining Assurance), sebagai langkah menuju praktik pertambangan yang lebih bertanggung jawab.

Walaupun program hilirisasi ini telah menunjukkan keberhasilan, Bahlil mengakui masih banyak aspek yang perlu diperbaiki. Sejak dimulai pada tahun 2014, hilirisasi nikel Indonesia berhasil mengangkat status negara sebagai salah satu eksportir terbesar di dunia. Namun, keberhasilan tersebut kerap disertai dengan kritik terkait isu lingkungan dan tekanan dari negara-negara besar.

Misalnya, Harita Nickel dan Vale Indonesia telah bersedia menjalani audit IRMA sebagai upaya untuk meningkatkan praktik pertambangan yang berkelanjutan. Sejak gugatan Uni Eropa terhadap Indonesia di WTO pada tahun 2020, serta penerapan tarif tambahan oleh Amerika Serikat terhadap produk nikel, isu lingkungan terus menjadi topik hangat. Isu ini seringkali berujung pada label 'dirty nickel', yang mengaitkan industri nikel di Indonesia dengan dampak pencemaran lingkungan dan masalah sosial.

Ketua Umum Forum Industri Nikel Indonesia, Arif Perdanakusumah, menyebutkan bahwa serangan terhadap industri nikel terus berlangsung. Bahlil juga menyatakan bahwa nikel termasuk dalam kategori mineral kritis, dengan 43% cadangannya berada di Indonesia, di mana sekitar 65% pasokan nikel global berasal dari negara ini. Bahlil menegaskan bahwa tidak ada negara yang bisa sukses secara instan dalam menjalankan program besar ini, sehingga perlu adanya adaptasi dengan kondisi di lapangan.

Hikmahanto juga memberikan peringatan bahwa Uni Eropa telah menggugat kebijakan hilirisasi Indonesia di WTO, dan tekanan dari pihak asing, terutama dari negara-negara seperti AS, harus diwaspadai. Dalam perundingan tarif dengan AS, terdapat tuntutan agar Indonesia menghentikan kebijakan hilirisasi jika ingin mendapatkan tarif yang lebih rendah. Hikmahanto mengingatkan bahwa saat ini, Indonesia berada dalam kondisi geopolitik yang mirip dengan Ukraina, di mana negara-negara besar berebut kepentingan mineral di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu waspada dan mengambil langkah-langkah strategis untuk memastikan kepentingan nasional dapat terjaga.