OECD Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI

Cepatkaya.biz.id Semoga senyummu selalu menghiasi hari hari dan tetap mencari ilmu. Pada Saat Ini saatnya berbagi wawasan mengenai Ekonomi, Proyeksi, Pertumbuhan, OECD, Indonesia. Pandangan Seputar Ekonomi, Proyeksi, Pertumbuhan, OECD, Indonesia OECD Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Dapatkan informasi lengkap dengan membaca sampai akhir.

1.1. Pertumbuhan ekonomi
2.1. 4,9%
3.1. 3,2%
4.1. 3,1%
5.1. 3%
6.1. 5,2%
7.1. suku bunga acuan
8.1. inflasi Indonesia
9.1. 1,8%
10.1. 3,3%

Pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang anggota G20 diprediksi mengalami pelambatan, menurut laporan terbaru dari OECD yang dipublikasikan pada Selasa, 18 Maret 2025. Meskipun ada tanda-tanda perlambatan, India dan Indonesia diperkirakan akan tetap menunjukkan pertumbuhan yang relatif baik. Kedua negara ini mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan ekspor yang didorong oleh alih bisnis dari negara-negara lain yang dikenakan tarif tinggi.

OECD juga menyatakan bahwa perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun ini telah direvisi turun menjadi 4,9%. Angka ini mencerminkan dampak dari disrupsi ekonomi yang sedang melanda beberapa negara berkembang lainnya, terutama dalam lingkup G20. Secara keseluruhan, perkiraan pertumbuhan ekonomi global oleh OECD diproyeksikan melandai dari 3,2% pada 2024 menjadi 3,1% pada 2025 dan 3% pada 2026.

Dampak dari ketegangan perang dagang yang berlangsung saat ini menjadi salah satu alasan di balik penyesuaian ini. Sebelumnya, Indonesia diprediksi dapat tumbuh hingga 5,2% pada tahun 2025. Di samping itu, OECD memperkirakan bahwa suku bunga acuan Indonesia, atau BI Rate, akan tetap stabil, guna menjaga inflasi berada dalam batas yang wajar dan mencegah aliran modal keluar yang mungkin terjadi akibat kenaikan suku bunga di Amerika Serikat.

Meskipun ada pelambatan dalam pertumbuhan ekonomi, OECD yakin bahwa dampak tersebut tidak akan sebesarnya yang dialami oleh China. Mereka memperkirakan inflasi Indonesia sepanjang 2025 akan berkisar di angka 1,8%, jauh lebih rendah dari estimasi sebelumnya yang sebesar 3,3% untuk tahun yang sama dan tahun berikutnya. Informasi ini berasal dari laporan OECD Economic Outlook, Interim Report March 2025 yang dirilis pada 17 Maret 2025.

Menurut OECD, perlambatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk peningkatan hambatan perdagangan di negara-negara G20, ketidakpastian geopolitik, serta kebijakan yang mengekang investasi dan pengeluaran rumah tangga.